Showing posts with label Tan Malaka. Show all posts
Showing posts with label Tan Malaka. Show all posts

Tuesday, July 10, 2007

Muslihat

Tan Malaka (1945)


Ditulis oleh Tan Malaka di Surabaya, 2 Desember 1945

Sumber: Tulisan ini diambil dari buku Merdeka 100%, cetakan pertama, Oktober 2005, dengan ijin dari penerbit Marjin Kiri. Buku ini mengandung tiga tulisan Tan Malaka: Politik, Rencana Ekonomi Berjuang, dan Muslihat.

Transcribed to HTML by Ted Sprague.


PENGANTAR

TIGA MINGGU yang lampau Inggris-Nica dengan alasan yang dicari-cari dan berputar-putar dari tempo ke tempo, memajukan tuntutan pada kota Surabaya: supaya rakyat dan tentara dilucuti senjatanya. Maksudnya ialah supaya sesudah rakyat dan tentara dilucuti senjatanya, barulah Nica mau berunding dengan para pemimpin rakyat.

Tuntutan itu cuma satu artinya: Rakyat Indonesia lebih dahulu mesti dilucuti senjatanya. Kemudian akan dijajah kembali oleh Belanda, dengan Inggris sebagai pembantunya.

Rakyat Surabaya tak mau dilucuti senjatanya dan tak mau dijajah kembali. Tak mau pula ia berunding dengan senjata musuh di depan dadanya. Ini cocok dengan kemauan Rakyat Indonesia seluruhnya. Cocok pula dengan anjuran para pemimpin terkemuka di zaman Jepang. Cocok pula dengan semangat kemerdekaan yang sudah didengungkan selama 40 tahun. Cocok dengan hak dan kehormatan suatu Negara Merdeka.

baca lebih lanjut...

Rencana Ekonomi Berjuang

Tan Malaka (1945)


Ditulis oleh Tan Malaka di Surabaya, 28 November 1945

Sumber: Tulisan ini diambil dari buku Merdeka 100%, cetakan pertama, Oktober 2005, dengan ijin dari penerbit Marjin Kiri. Buku ini mengandung tiga tulisan Tan Malaka: Politik, Rencana Ekonomi Berjuang, dan Muslihat.

Transcribed to HTML by Ted Sprague.


PENGANTAR

SATU DUA PERKARA yang perlu saya sebutkan di sini sebagai kata pengantar.

Pertama sekali saya dengan ini terpaksa menyerukan “AWAS” terhadap beberapa orang yang menyamar sebagai Tan Malaka. Seorang di antara penyamar itu sudah saya jumpai di Surabaya. Menurut keterangan teman seperjuangan di sana si Penyamar ini mempunyai beribu-ribu pengikut. Menurut pengakuan si Penyamar sendiri, dia sudah lama bekerja buat Pemerintah Belanda almarhum. Berhubung dengan itu dia sudah banyak mempunyai hubungan dengan orang yang mempunyai kedudukan tinggi di bawah Belanda di antara Pangreh Praja dll. Apalagi dengan mereka dari kalangan pergerakan di berbagai tempat yang tertipu mentah- mentah.

Tak perlu disebutkan lagi bahwa Tan Malaka palsu banyak menimbulkan kekalutan di kalangan pergerakan revolusioner umumnya dan pergerakan komunis khususnya. Tiadalah susah menghubungkan aksi Tan Malaka Palsu ini dengan provokasi yang lazim dilakukan terhadap pengikut PARI di zaman Belanda terutama sejak tahun 1935-1936. Provokasi itu amat bermaharajalela dan banyak mengirimkan orang PARI ke Digul. Ini malam orang PARI didatangi oleh seorang provokator, besoknya orang itu diDigulkan. Selain daripada itu Tan Malaka Palsu “made in Batavia” (Vrijmetslaarweg) itu berhasil pula melekatkan sangkaan yang tidak- tidak terhadap Tan Malaka yang sebenarnya, berhubung dengan keributan pada tahun 1926 dan pergerakan rakyat di belakangnya.

Semua sangkaan itu satupun tak bisa dikupas dengan tiada mengupas yang berhubungan dengan aksi dan organisasi komunis di mana-mana negara. Persangkaan itu tiada akan saya kupas! Muka saya cukup tebal buat melunturkan persangkaan palsu. Hati saya sebagai revolusioner tak bisa digoncangkan oleh tuduhan palsu. Sejarah hampir belum pernah mungkir mengakui kebenaran!

baca lanjutaannya...

Politik

PENGANTAR

DUA LUSIN TAHUN lamanya saya menunggu-nunggu kejadian yang berlaku dengan pesat dahsyat di Indonesia sekarang ini. Berbahagialah rasanya hidup saya karena bisa menyaksikan perjuangan di Surabaya selama satu minggu lamanya (17 - 24 November 1945).

Sikap dan semangat proletar, tani, dan pemuda Indonesia memuncak, sesuai semua karya dan pengharapan saya selama dalam perantauan. Di Shanghai atau Berlin, di Mesir atau Moskow, saya tak menjumpai sikap dan semangat yang lebih tepat-tangkas-tegap.

Tetapi rasanya masih ada kekurangan baik ditilik dari penjuru ideologi ataupun organisasi.

Pengalaman seminggu lamanya di masa Surabaya dihujani dengan pelor dan bom, ditambah pula dengan permohonan dari pihak pemuda yang sedang berjuang dengan hati laksana baja, saya dalam perjalanan ini terpaksa menulis beberapa brosur.

Yang sudah ditulis tergopoh-gopoh dalam perjalanan ini ialah Politik ini, yang berhubungan dengan kemerdekaan. Brosur yang kedua ialah yang berhubungan dengan Rencana Ekonomi. Yang ketiga akan berhubungan dengan Muslihat mempertahankan Republik Indonesia. Kedua buku yang belakangan itu diharap akan dihabiskan dalam perjalanan pula.

****

Percakapan tentang politik ini terjadi antara MR. APAL (wakil kaum inteligensia), SI TOKE (wakil pedagang kelas menengah), SI PACUL (wakil kaum tani), DENMAS (wakil kaum ningrat), dan SI GODAM (wakil buruh besi).

baca lebih lanjut...

SI Semarang dan Onderwijs

Tan Malaka (1921)


Sumber: Yayasan Massa, terbitan tahun 1987

Kontributor: Diketik oleh Abdul, ejaan diedit oleh Ted Sprague (Juni 2007)


Kekuasaan Kaum – Modal Berdiri atas didikan yang berdasar kemodalan.
Kekuasaan Rakyat hanyalah bisa diperoleh dengan didikan kerakyatan.

Kata Pengantar Penerbit

Lagi sebuah buku kecil (brosur) Tan Malaka berjudul “SI Semarang dan Onderwijs”, yang ejaan lama telah kita sesuaikan dengan ejaan baru, dan juga telah kita tambah dengan daftar arti kata-kata asing hal 34-36.

Brosur ini diterbitkan di Semarang pada tahun 1921 oleh Serikat Islam School (Sekolah Serikat Islam). Karya pendek Tan Malaka ini sudah termasuk: “Barang Langka”. Brosur ini merupakan pengantar sebuah buku yang pada waktu itu akan ditulis oleh Tan Malaka tentang sistem pendidikan yang bersifat kerakyatan, dihadapkan pada sistem pendidikan yang diselenggarakan kaum penjajah Belanda. Bagaimana nasib niat Tan Malaka untuk menulis buku tentang pendidikan merakyat itu, kami sebagai penerbit kurang mengetahuinya. Mungkin Tan malaka tidak sempat lagi menulisnya karena tidak lama kemudian beliau dibuang oleh penjajah Belanda karena kegiatan perjuangannya dan sikapnya yang tegar anti kolonialisme, imperialisme dan kapitalisme. Terserah kepada penelitan sejarah Bangsa Indonesia nantinya untuk menelusuri perkara ini. Yang jelas tujuan Tan Malaka dalam pendidikan ialah menciptakan suatu cara pendidikan yang cocok dengan keperluan dan cita-cita Rakyat yang melarat !

Dalam hal merintis pendidikan untuk Rakyat miskin pada zaman penjajahan Belanda itu, tujuan utama adalah usaha besar dan berat mencapai Indonesia Merdeka. Tan Malaka berkeyakinan bahwa “Kemerdekaan Rakyat Hanyalah bisa diperoleh dengan DIDIKAN KERAKYATAN” menghadapi “Kekuasan Kaum Modal yang berdiri atas DIDIKAN YANG BERDASARKAN KEMODALAN”.

baca lebih lanjut...

Menuju Republik Indonesia

Naar de 'Republiek Indonesia'

Tan Malaka (1925)


Sumber: Yayasan Massa, terbitan tahun 1987

Kontributor: Diketik oleh Abdul, ejaan diedit oleh Ted Sprague (Juni 2007)


INTERUPSI

Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya.

Kepada para pembaca !

Mula-mula buku ini dikeluarkan penuh dengan kesalahan-kesalahan cetak. Di sana sini akan terdapat juga kata-kata atau kalimat-kalimat yang sangat asing kedengarannya bagi kuping seorang Belanda asli bagi kesalahan ini perlu saya kemukakan alasan-alasan sebagai berikut :

  1. Buku ini dicetak dan dikoreksi oleh kawan-kawan Tionghoa yang tidak pernah mendengar bahasa Belanda.
  2. Percetakan mereka mempunyai persediaan huruf Latin sangat sedikit.
  3. Dan yang terakhir, penulis ini dalam perantauannya selama tiga tahun akhir-akhir ini tidak pernah melihat bacaan atau surat kabar Harian Belanda dan Asia ini juga tidak pernah menjumpai seorang manusia yang mengerti “bahasa dunia” ini, apalagi berbicara.

Alasan-alasan ini dan kesulitan-kesulitan teknis yang kecil-kecil lainnya harus saya kemukakan untuk mempengaruhi pikiran orang-orang penghasut yang lihat.

Selanjutnya saya rasa tidak perlu menulis brosur yang agak besar karena brosur besar demikian itu akan dapat mengurasi nafsu pembaca dan minta pembaca rata-rata Indonesia pada waktu sekarang ini.

Sekarang dengan wajarnya setelah harapan saya dapat melangsungkan hidup yang ¾ hukuman penjara ini, “tiga perempat hidup penjara”, demi kesehatan saya, di negeri dimana saya mempunyai hak hidup sepenuhnya, telah ditolak oleh pemerintah, saya kira buat sementara waktu semua harapan untuk kembali ke tanah air harus saya kesampingkan. Akan tetapi saya tak mau menganggur. Saya kira saya dapat mengabdi pada partai dan rakyat, jiwa saya dari sini dapat menghubungi golongan terpelajar (intelektuil) dari penduduk Indonesia dengan buku ini sebagai alat.

Dimana terdapat cukup fakta revolusioner, dan dimana sekarang menurut dugaan saya mulai tumbuh perhatian besar atas kemajuan perkembangan pergerakan revolusioner di antara orang intelektuil, maka pekerjaan seperti ini bagi saya hanya “pelepas lelah” belaka. Pekerjaan demikian itu tentu lebih baik dan sudah pada tempatnya jika di Tiongkok terdapat kemungkinan-kemungkinan untuk mencetak. Pekerjaan semacam “pelepas lelah” ini sekali-sekali akan saya guanakan dan pembaca-pembaca terhormat dalam waktu yang akan datang dapat menyediakan diri untuk mempelajari buku-buku yang agak banyak.

“Kegiatan” semacam ini sudah tentu tak akan dapat saya lakukan, jiwa Yang Mulia Gubenur Jenderal memerlukan diri saya agak dalam batas perikemanusiaan. Ini adalah kejadian dibalik kenyataan yang mula-mula tak dapat saya duga, karena kesehatan dan pengasingan. Adalah pada tempatnya saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada kawan-kawan Tionghoa yang telah menolong saya dengan sebaik-baiknya.

Sesungguhnya “ucapan terima kasih obyektif”, yaitu terima kasih yang “terpaksa” perlu juga disampaikan kepada beliau Gubernur Jendral Dirk Fook yang mendorong keluarnya “buku kecil” ini sekalipun dorongan tidak langsung.

Canton, April 1925

Tan Malaka.

Baca lengkap...

Aksi Massa


Ditulis oleh Tan Malaka pada tahun 1926 di Singapura.

Sumber: Diambil dari buku "Aksi Massa" terbitan Teplok Press, 2000.

Dimuat ke HTML oleh Ted Crawford dan Ted Sprague.


DAFTAR ISI

PENGANTAR PENULIS

I. REVOLUSI

II. IKHTISAR TENTANG RIWAYAT INDONESIA

  1. Pengaruh Luar Negeri
  2. Bangsa Indonesia yang Asli
  3. Pengaruh Hindu
  4. Kegundahan (Pesimisme) Empu Sedah
  5. Tarunajaya
  6. Diponegoro

III. BEBERAPA MACAM IMPERIALISME

  1. Berbagai Cara Pemerasan dan Penindasan
  2. Sebab-Sebab Perbedaan
  3. Akibat dari Berbagai Macam Cara Pemerasan dan Penindasan
    1. India
    2. Filipina
    3. Indonesia

IV. KAPITALISME INDONESIA

  1. Kapitalisme yang Masih Muda
  2. Tumbuh Tidak dengan Semestinya
  3. Kapital Indonesia Itu Internasional

V. KEADAAN RAKYAT INDONESIA

  1. Kemelaratan
  2. Kegelapan
  3. Kelaliman dan Perbudakan

VI. KEADAAN SOSIAL

VII. KEADAAN POLITIK

  1. Tinjauan ke Belakang
    1. Pokok Undang-Undang Minangkabau
    2. Perwakilan Rakyat atau Soviet
  2. Dewan "Rakyat" Kita!
  3. Harapan kepada Badan Perwakilan Rakyat

VIII. REVOLUSI DI INDONESIA

  1. Kemungkinan Besar Akan Timbulnya Revolusi
  2. Sifat Revolusi Indonesia yang Akan Timbul

IX. PERKAKAS REVOLUSI KITA

  1. Partai dan Sifat-Sifatnya
  2. Program Nasional Kita
  3. Tugas dan Organisasi Partai

X. SEKILAS TENTANG GERAKAN KEMERDEKAAN DI INDONESIA

  1. Kegagalan Partai Borjuis
    1. Budi Utomo
    2. National Indische Party
    3. Sarekat Islam
  2. Bagaimana Sekarang?
  3. De Indonesische Studieclub

XI. FEDERASI REPUBLIK INDONESIA

XII. KHAYALAN SEORANG REVOLUSIONER

LAMPIRAN: RANCANGAN UNTUK PROGRAM PROLETAR DI INDONESIA


Semangat Muda

Tan Malaka (1926)

Sumber: Ditulis oleh Tan Malaka pada bulan Januari 1926 di Tokyo

Kontributor: Naskah ini dikirim oleh "Pacar Merah Indonesia ", diedit supaya sesuai dengan ejaan baru oleh Ted Sprague (May 2007)


Tulisan ini kembali hadir di tengah-tengah teman-temah pergerakan di Indonesia setelah 60 tahun hilang dari Indonesia, ditemukan kembali oleh sebagian kawan-kawan yang masih berusaha mencari tulisan-tulisan klasik dari jaman kejayaan gerakan buruh di Indonesia era 1920an, diharapkan akan menjadi tenaga tambahan karena gerakan di Indonesia yang masih kekurangan teori mengenai ke Indonesiaan walaupun mungkin dalam banyak hal telah berubah apakah itu sistem kapitalis dan juga mengenai kondisi masyarakat Indonesia. Hidup persatuan yang teguh dari semua kelompok yang anti Kapitalisme, Imperialisme dan NeoLiberalisme, Hidup persatuan antara gerakan kiri di Indonesia, hilangkan konflik lama yang akan merugikan gerakan buruh di Indonesia ......... MERDEKA 100%

Kontributor,

"Pacar Merah Indonesia"

----------------------

Semangat Muda, yang ditulis pada tahun 1926, mengandung buah pemikiran Tan Malaka tentang bagaimana menjalankan organisasi revolusioner sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu; yaitu dengan menggandeng perjuangan politik (nasional) dengan perjuangan ekonomi (kelas); dengan menyatukan perjuangan pembebasan nasional dengan perjuangan pembebasan Kelas Buruh. Terkandung di naskah ini adalah program nasional yang mengikutsertakan kaum borjuis kecil dan kaum tani Indonesia, yang notabene saat itu jumlahnya lebih besar dari pada kaum buruh, dengan kaum buruh sebagai pemimpin gerakan kemerdekaan. Naskah ini sangatlah relevan sebagai pelajaran sejarah bagi gerakan di Indonesia saat ini, dimana gerakan anti-imperialis (anti modal asing) harus disatukan dengan gerakan pembebasan buruh sebagai sebuah kelas. Gerakan nasional dan gerakan kelas tidaklah boleh dilihat sebagai dua tahap yang terpisah, tetapi sebagai satu kesatuan; ini benar untuk Indonesia pada tahun 1926 dan terlebih benar untuk Indonesia saat ini.

Editor,

Ted Sprague

---------------------

Senjata Feodalisme dan Kapitalisme terutama Peluru dan Pedang.

Senjata Proletar Industri ialah Agitasi, Mogok dan Demonstrasi.

Sebulan Massa-Aksi di Indonesia sekarang lebih berguna dari 4 tahun Dipo Negoro­Isme.

Zaman Baru membawa Senjata Baru !!!!


Dicetak di Tokyo Januari 1926.


ISI BUKU:

I. KE ZAMAN KOMUNISME.

II. KEADAAN INDONESIA

III. PROGRAM

IV. ORGANISASI

V. REVOLUSI

Manifesto Jakarta

Tan Malaka (1945)




Kata Pengantar

Lebih dari dua bulan lamanya MANIFESTO PARI JAKARTA, (adalah Manifesto kedua, yang pertama dibentuk di Bangkok pada bulan Juni 1927), disebarkan ke seluruh Indonesia. Sambutan yang sangat menggembirakan terjadi disemua tempat yang menurut susunan masyarakatnya harus mempunyai satu Partai yang berdasarkan Kelas Pekerja.

Penyebaran MANIFESTO JAKARTA tidak sedikit mendapatkan para Pejuang baru. Terutama pula penyebaran itu seolah-olah memanggil keluar Kawan seperjuangan lama yang-tersembunyi dan tidak dikenal oleh pembentuk Manifesto ini, sejak Manifesto Bangkok. Kejadian ini amat mengharukan hati-nya sang pembentuk, seperti seorang Bapak yang terharu hatinya setelah berjumpa dengan anak-nya sendiri, yang ditinggalkan ketika masih dalam kandungan ibunya.

Sekarang si pembentuk-nya sendiri sudah berada ditengah-tengah gelombang Pemberontakan seluruh Rakyat Indonesia, yang sudah lama diperkirakan, diharapkan dan ditunggu-tunggu datangnya. Rakyat Indonesia sekarang membuktikan Kesadaran Politik yang tidak akan bisa lagi dikaburkan atau diombang-ambingkan oleh segala tipu dan daya penjajah manapun juga diatas muka bumi ini. Dan Rakyat Indonesia dalam berlusin-lusin perjuangan di Jakarta dan sekitarnya, Semarang dan sekitarnya, sekarang di Surabaya dan sekitarnya, seperti juga di Sumatra, membuktikan kemauan dan kesungguhan yang tidak mungkin dapat dipatahkan begitu saja. Keberanian dan ketabahan yang disertai kecerdikan berjuang, sekarang baru mulai menggemparkan dunia Internasional yang menganga tercengang, Musuh yang Angkuh, Sombong dan Rendah.

baca lebih lengkap...