PENGANTAR
DUA LUSIN TAHUN lamanya saya menunggu-nunggu kejadian yang berlaku dengan pesat dahsyat di Indonesia sekarang ini. Berbahagialah rasanya hidup saya karena bisa menyaksikan perjuangan di Surabaya selama satu minggu lamanya (17 - 24 November 1945).
Sikap dan semangat proletar, tani, dan pemuda Indonesia memuncak, sesuai semua karya dan pengharapan saya selama dalam perantauan. Di Shanghai atau Berlin, di Mesir atau Moskow, saya tak menjumpai sikap dan semangat yang lebih tepat-tangkas-tegap.
Tetapi rasanya masih ada kekurangan baik ditilik dari penjuru ideologi ataupun organisasi.
Pengalaman seminggu lamanya di masa Surabaya dihujani dengan pelor dan bom, ditambah pula dengan permohonan dari pihak pemuda yang sedang berjuang dengan hati laksana baja, saya dalam perjalanan ini terpaksa menulis beberapa brosur.
Yang sudah ditulis tergopoh-gopoh dalam perjalanan ini ialah Politik ini, yang berhubungan dengan kemerdekaan. Brosur yang kedua ialah yang berhubungan dengan Rencana Ekonomi. Yang ketiga akan berhubungan dengan Muslihat mempertahankan Republik Indonesia. Kedua buku yang belakangan itu diharap akan dihabiskan dalam perjalanan pula.
****
Percakapan tentang politik ini terjadi antara MR. APAL (wakil kaum inteligensia), SI TOKE (wakil pedagang kelas menengah), SI PACUL (wakil kaum tani), DENMAS (wakil kaum ningrat), dan SI GODAM (wakil buruh besi).
No comments:
Post a Comment